Mengapa Ilmu Aqidah itu Ilmu yang Paling Mulia? – Syaikh Shalih al-Ushoimi #NasehatUlama
Penulis -rahimahullahu Ta’ala- menjelaskan bahwa kitabnya mengandung tiga jenis ‘Ulumul Qur’an. Yaitu ilmu aqidah dan asas-asas tauhid. Penulis -rahimahullahu Ta’ala- menyebutkan bahwa ini adalah ilmu yang paling mulia secara mutlak, paling utama dan paling sempurna. Dengan ilmu ini, hati dapat teguh di atas aqidah yang benar. Dengan ilmu ini, akhlak akan menjadi baik dan terpuji. Dan dengan ilmu ini, amalan menjadi sah dan sempurna. Ilmu aqidah menjadi ilmu yang paling mulia karena dua perkara:
PERTAMA:
Dari sisi apa yang dipelajari; Yaitu ilmu tentang Allah -Subhanahu wa Ta’ala- Ilmu tentang Allah tentu lebih mulia daripada ilmu tentang selain-Nya.
KEDUA:
Dari sisi manfaat yang dihasilkan darinya. Di antaranya adalah rasa takut kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala-, cinta dan tunduk kepada-Nya, dan ingin selalu dekat dengan-Nya. Inilah yang menjadikan ilmu aqidah lebih utama dari ilmu lainnya. Karena keagungan Dzat yang dipelajari di dalamnya dan besarnya manfaat yang dihasilkannya, maka ilmu aqidah menjadi lebih utama daripada ilmu lainnya.
================================================================================
بَيَّنَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
أَنَّ كِتَابَهُ حَاوٍ لِأَنْوَاعٍ ثَلَاثَةٍ مِنْ عُلُومِ الْقُرْآنِ
شَرَعَ يُبَيِّنُ النَّوْعَ الْأَوَّلَ مِنْ عُلُومِ الْقُرْآنِ
وَهُوَ عِلْمُ الْعَقَائِدِ وَأُصُولُ التَّوْحِيدِ
وَذَكَرَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
أَنَّ هَذَا الْعِلْمَ هُوَ أَشْرَفُ الْعُلُومِ عَلَى الْإِطْلَاقِ
وَأَفْضَلُهَا وَأَكْمَلُهَا
وَبِهِ تَسْتَقِيمُ الْقُلُوبُ عَلَى الْعَقَائِدِ الصَّحِيحَةِ
وَبِهِ تَزْكُو الْأَخْلَاقُ وَتَنْمُو
وَبِهِ تَصِحُّ الْأَعْمَالُ وَتَكْمُلُ
وَإِنَّمَا كَانَ عِلْمُ الْاِعْتِقَادِ أَشَرَفَ الْعُلُومِ لِأَمْرَيْنِ اثْنَيْنِ
أَحَدُهُمَا بِالنَّظَرِ إِلَى مُتَعَلَّقِهِ
وَهُوَ الْعِلْمُ بِاللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
فَإِنَّ الْعِلْمَ بِاللهِ أَشْرَفُ مِنَ الْعِلْمِ بِغَيْرِهِ
وَالثَّانِي بِالنَّظَرِ إِلَى الثَّمَرَةِ النَّاتِجَةِ مِنْهُ
فَإِنَّمَا يُثْمِرُهُ هَذَا الْعِلْمُ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَمَحَبَّتِهِ وَالْإِخْبَاتِ لَهُ
وَطَلَبِ الزُّلْفَى عِنْدَهُ
يَجْعَلُهُ مُقَدَّمًا عَلَى غَيْرِهِ مِنَ الْعُلُومِ
فَلِأَجْلِ عِظَمِ مُتَعَلَّقِهِ وَجَلَالَةِ ثَمَرَتِهِ
صَارَ عِلْمُ الْاِعْتِقَادِ الْعِلْمُ الْمُقَدَّمُ عَلَى الْعُلُومِ كَافَّةً